Halaman

Selasa, 18 Mei 2010

SITUASI POLITIK TENTANG PAPUA MERDEKA

Salam!! Perjuangan Papua Merdeka.

Pandangan Politik oleh para elit politik dan juga reaksi masyarakat yang terus berkembang seiring dengan adanya isu Politik yang diutarakan oleh Nicholas Youwe, Maijen TNI Hotma Marbun dan telah dibentuknya International parlement of west Papua (IPWP) yang di motori oleh Benny Wenda sangat bertentangan.
Ungkapkan Nicholas Youwe dan Mijen TNI Hotma Marbun itu, sangat disayangkan. Nichola dan Hotma Marbun tidak memperhatikan betapa sakitnya rakyat Papua menanggapi ungkapan tersebut, Nicholas Youwe dan Hotma Marbun tidak seharus mengutarakan seperti itu!! dari sudut pandang ungkapan tersebut, tentu saja membuat rakyat Papua marah dan bisa muncul dampak negatif yang pada akhirnya mengganggu stabilitas ditanah ini.
Anda tidak tahu apa yang terpendam diebenak rakyat Papua. Rakyat Papua sedang menangis- menangis dan menangis... karena tanah kami dirampas dan kami ditindas dan dibunuh oleh Penguasa Negeri ini. Pemerintah harus bertanggung Jawab terhadap rakyat Papua.
Jangn seenaknya melontarkan ungkapan yang sangat menyakitkan rakyat Papua!!

Seperti yang diungkapkan oleh Hotma marbun "Papua tidak akan merdeka kecuali TNI Mati", ini adalah satu penekanan yang sangat menyakitkan. Saya mau katakan kepadannya bahwa, Hotma marbun harus belajar banyak untuk mengerti perasaan orang Papua, dan ungkapan seperti itu untuk kemudian hari harus pikir dulu, jangan asal bicara. Saya berharap, Hotma adalah orang profesional sehingga tutur katanya pun harus profesional. Jangan kaya teroris yang sengaja menciptakan situasi atau gejolak politik yang pada akhirnya muncul hal-hal yang tidak inginkan.

Sementara Nicholas Youwe, kami rakyat Papua sudah tahu bahwa pa Nicholas sedang menjilat pandat orang Indonesia. Bapak Nicholas Youwe harus tahu diri, bagaimana perasaan anda ketika Bapak mendengar kata-kata seperti itu ketika bapak Nicholas jadi OPM beberapa tahun silam?? Kalau perjuangan bapak waktu itu memang benar - benar untuk Papua Merdeka, tentunya sakit hati, tapi kalau memang bapak waktu itu hanya untuk mencari keuntungan kemudian perjuangan papua merdeka hanya dijadikan sebagai sebuah sarana, maka Bapak tidak merasakan betapa pahitnya ungkapan-ungkapan semacam itu.
Jadi rakyat Papua seruhkan agar jangan ada ungkapan seperti itu lagi. Bapak kalau sudah jadi warga negara Indoenesia, lebih baik diam dan selamat menjilat orang Indonesia punya Pantat.


Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini